Rebana adalah alat musik perkusi tradisional yang berasal dari kawasan Timur Tengah, dan diperkenalkan ke wilayah Nusantara melalui penyebaran agama Islam oleh para pedagang dan ulama Arab, Persia, dan India sejak abad ke-13. Sejak saat itu, rebana berkembang dan menyatu dengan budaya lokal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan sebagian Thailand selatan.
Nama "rebana" diyakini berasal dari kata Arab "rabbān", yang berarti "pemimpin" atau "pengatur", mencerminkan fungsinya sebagai pengatur ritme dalam pertunjukan musik religius.
Rebana sangat identik dengan musik bernuansa Islami, terutama qasidah, marawis, hadrah, salawatan, dan zikir.
Rebana memiliki harga antara Rp300.000 hingga Rp2.000.000.
Rebana berbentuk bundar pipih seperti tamborin, terdiri dari:
-
Rangka kayu melingkar (biasanya dari kayu nangka, mahoni, atau kelapa)
-
Membran kulit (dari kulit kambing atau sapi) yang direntangkan di satu sisi
-
Paku atau tali untuk meregangkan kulit agar menghasilkan suara yang tepat
Ukuran rebana bervariasi, dari kecil (±20 cm) hingga besar (±60 cm), tergantung jenis dan fungsinya.
Cara memainkan rebana:
-
Dipukul menggunakan telapak tangan atau jari, baik dengan teknik tepuk biasa, jentikan, atau hentakan.
-
Ritme yang dihasilkan dapat kompleks, tergantung gaya musik dan teknik permainan.
-
Dalam pertunjukan grup, pemain rebana bekerja sama membentuk pola ritmik kompak dan sinkron.
Rebana memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan sosial, budaya, dan keagamaan:
Fungsi Keagamaan dan Spiritualitas:
-
Pengiring zikir, salawat, dan sholawatan di masjid atau majelis taklim
-
Dipakai dalam perayaan Maulid Nabi, Isra Mi'raj, dan kegiatan keagamaan lainnya
-
Simbol penghormatan, kekhusyukan, dan kesatuan dalam ibadah bersama
Fungsi Sosial dan Budaya:
-
Digunakan dalam upacara adat, seperti pernikahan adat Melayu atau Betawi
-
Mengiringi tarian tradisional seperti Tari Zapin, Tari Saman, dan Tari Hadrah
-
Dipakai dalam pertunjukan musik qasidah modern dan marawis
Fungsi Musik Hiburan dan Edukasi:
-
Membentuk ritme dalam lagu-lagu bernuansa Islami modern
-
Alat belajar musik ritmis di pesantren, madrasah, dan komunitas seni Islam
-
Rebana Hadrah – digunakan dalam majelis salawat dan zikir.
-
Rebana Marawis – dipadukan dengan alat perkusi lain (marawis, dum-dum) dalam musik marawis Betawi.
-
Rebana Qasidah – digunakan dalam musik qasidah dan qasidah modern, sering dalam format grup dengan vokal.
-
Rebana Biang – versi besar dari rebana, khas Betawi, digunakan dalam perayaan besar dan diiringi tarian.
-
Rebana Burdah – digunakan untuk mengiringi pembacaan syair pujian kepada Nabi.
-
Suara rebana khas: "tap", "dung", atau "tak", tergantung teknik dan titik pukul.
-
Ritme energik namun bisa juga lembut dan meditatif.
-
Dalam permainan kelompok, suara rebana menciptakan kompleksitas ritmis yang memukau.
Komentar
Posting Komentar